Buat kalian yang datang dari luar kota dan kepengen membawa oleh-oleh ini kalian dateng aja ke salah satu pusat industri brem di Madiun berada di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan, Caruban atau Lokasinya sekitar 25 kilometer arah utara dari Kota Madiun.. Di desa ini ada sekitar enam puluhan pengusaha industri brem. Setiap hari mereka membuat brem dengan rasa dan merek yang berbeda, tetapi tidak meninggalkan ciri khas makanan ini, yakni mudah hancur dimulut tanpa dikunyah.
Tempat wisata ini sangat cocok banget buat kalian yang lagi penasaran gimana ya cara pembuatannya. Atau kalian yang pengen beli langsung dari tempat industrinya. Jika kalian sudah memasuki Desa Kaliabu, nuansa sentra pembuatan brem dapat dengan mudah dirasakan.
Setidaknya terdapat 47 perajin panganan Brem di seluruh Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun ini. Tujuh belas di antaranya bergabung dan membuat kelompok perajin dengan nama “Jaya Makmur”. Dikomandani Supiyati (39) dan ber-skretariat di RT 16 RW 4 Dusun Tempuran. Ia merupakan penerus dari generasi Marsiyem, ibunya. Tak hanya jadi komandan perajin Brem, Supiyati juga seorang Kepala Dusun di Tempuran. Satu-satunya perempuan kepala dusun di Desa Kaliabu maupun se-Kecamatan Mejayan.
Tidak
seperti di jaman ibunya, Supiyati sudah memodifikasi proses pembuatan
Brem yang tradisional menjadi semi modern. Menggunakan peralatan listrik
untuk beberapa tahapan proses. Hanya satu tahapan tradisional yang
masih dipakai hingga kini, yaitu saat nguleni tape ketan yang sudah
masak setelah diperam tujuh hari tujuh malam. “Proses ini sepertinya tak
tergantikan, sebab kami masih percaya cara ini bisa membuat aroma brem
jadi tambah sedap. Peralatan modern sudah ada, bahkan mungkin juga bisa
dibuat oleh para perajin di sini, tetapi kami tidak melakukannya. Kalau
untuk proses yang lainnya sudah dibantu mesin,” terang Supiyati yang
sesekali dibenarkan ibunya yang sudah sepuh.
Dari
semenjak brem dijajakan dikisaran tahun 50-an, lanjut Supiyati, untuk
tahapan membuat Brem tidak ada yang berubah. Bahan baku tetap ketan.
Ketan yang menyerupai beras itu direndam lebih dahulu lebih kurang
setengah jam atau 30 menit. Dibersihkan sebelumnya hingga terbebas dari
kerikil dan kotoran lainnya, kemudian dimasak atau dikaru hingga
setengah matang. Baru setelah setengah matang diler atau didingingan di
bidang yang lebar. Kalau panas sudah menguap yang artinya sudah dingin,
ketan karon atau sudah setengah masak itu kemudian dikukus hingga satu
jam atau 60 menit. Berikutnya diangkat, dan didinginkan kembali. Setelah
benar-benar dingin baru memasuki tahap peragian. Perbandingannya 24
kilogram ketan masak, ragi yang dibutuhkan adalah 30 butir. Butir-butir
ragi dihaluskan kemudian ditebar merata di atas ketan yang sudah masak
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar